ANALISA TERHADAP KETERAMPILAN-KETERAMPILAN IT YANG
PERLU DIMILKI DALAM PBM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
perencanaan & starategi pembelajaran
Dosen pembibmibng :
H.Mahmud U. Yapi, M.M

Disusun oleh :
Almasyah Ahmad Syathiri
Maulana Akbar
M.Amirullah Moelia
M.Nakif
Syahrul Siddiq
Sudarto
Institut Pergururan Tinggi Ilmu Al-Qur’an Jakarta
Fakultas Tarbiyah (PAI) Semester III
Tahun Ajaran 2012-2013
Kata pengantar
Alhamdulillah segala
puji syukur kepada Allah SWT. Karena berkat rahmatnya dan hidayahnya makalah
ini bisa tersusun dengan baik demi memenuhi tugas mata kuliah prerncanaan dan
strategi pembelajaran.
Kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu untuk berusaha menyusun
makalah hingga selesai tepat pada waktunya. Tak lupa pula ucapan terima kasih
kami kepada bapak dosen pembimbing yaitu, bapak Mahmud U. yapi, M.M yang tak
kenal lelah membibimbing kami khususnya pada mata kuliah prerncanaan dan
strategi pembelajaran.
Kami segenap
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu, krtitk dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi makalah
ini.
Semoga makalah ini
bermanfaat untuk pengembangan wawasan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua dan memberikan informasi khususnya teman-teman mahasiswa dan umumnya bagi
seluruh masyarakat indonesia, terima kasih.
Wassalam
Jakarta, 15 januari 2013
penyusun
A. Pendahuluan
“Tiada
hari tanpa teknologi”, itulah kata-kata yang relevan dengan kehidupan saat ini.
Karena manusia seakan tidak bisa hidup tanpa menggunakan teknologi, baik
kalangan remaja, dewasa, orang tua bahkan anak-anakpun ikut menikmati dan
membaur dengannya. Hal itu disebabkan tidak lain oleh efek yang diberikan
olehnya, yang menjadikan urusan semakin ringan, cepat dalam penyelesaian
masalah dan dapat menghasikan nilai tambah.
Di
samping itu, “education is life and life is education” yang menegaskan bahwa
manusia tidak akan pernah lepas dari proses pendidikan. Dalam kesehariannya
selalu diliputi oleh nuansa-nuansa pendidikan, baik pendidikan dalam keluarga,
masyarakat maupun pendidikan formal (sekolah / madrasah). Karena dengannyalah
mereka akan dibentuk sesuai dengan pola yang dikehendaki meskipun terkadang
output yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diinginkan.1
Kedua
istilah tersebut, yakni teknologi dan pendidikan, pada saat ini bagaikan dua
sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling melengkapi dan
memberikan pengaruh yang cukup besar. Tanpa pendidikan, teknologi tidak akan
berkembang dan sebaliknya pendidikan tanpa teknologi akan berjalan secara
lamban. Oleh karenanya dirasa cukup penting untuk membahasnya mengingat
kebutuhan akan teknologi dalam aspek pendidikan merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
oleh setiap yang ingin mengembangkan dan meningkatkan wawasan keilmuan dan
keterampilannya.
Dalam
mengembangkan pendidikan agama Islampun peran teknologi sangat penting.
Misalnya dalam kegiatan pembelajaran, media pembelajaran sangat perlu digunakan
oleh pendidik agar peserta didik lebih bisa memahami dan merasa tertarik dengan
materi yang disampaikan. Penjelasan tentang alam dan isinya atau proses
penciptaan manusia itu akan lebih baik apabila menggunakan media terutama
audio-visual. Dengan demikian peserta didik yang memiliki kemampuan beragam
akan lebih mudah diatasi oleh pendidik.[1]
Dalam
makalah ini yang menjadi pokok bahasan ialah definisi teknologi, sejarah
singkat, peran teknologi terhadap dunia pendidikan dan ruang lingkup teknologi
pendidikan. Namun, kekurang sempurnaan sangat melekat dalam penulisan makalah
ini sehingga masih mengharap kritik dan saran dari pembaca yang budiman.
B. Pengertian Teknologi
Istilah
Teknologi kerap kali diungkapkan oleh hampir setiap orang karena sudah melebur
dengan kehidupan seseorang. Sehingga, dirasa penting untuk menjelaskan definisi
dari padanya. Secara etimologis, teknologi berasal dari dua kata yaitu,
Teknikhos danlogos. Teknikhos berarti metode, yaitu suatu teknik untuk mencapai
tujuan praktis, sedangkan Logos mempunyai makna ilmu. Teknik sebagai akar
teknologi juga berarti cara untuk menghadapi, mengerjakan, menangani dan
menyesuaikan hal atau masalah. Dalam pengertian yang lain, teknologi juga
berarti metode teknis, khususnya dalam riset ilmiah dan juga metode pencapaian
yang diinginkan. Di samping itu
teknologi juga di artikan sebagai kemampuan teknik yang berlandaskan
pengetahuan ilmu eksakta yang berdasarkan proses teknis; ilmu teknik.2
Secara
terminologis Yusuf Hadimiarsa dalam bukunya mengatakan, bahwa teknologi
merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga melahirkan nilai
tambah.3 Kemudian Nasution juga mengungkapkan bahwa teknologi adalah
penerapan ilmu-ilmu dasar yang memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu.4 Namun di sisi lain dia mengatakan, bahwa
teknologi adalah wujud dari upaya amnesia yang sistematis dalam menerapkan atau
memanfaatkan ilmu
pengetahuan/sains
sehingga dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi semua umat manusia di muka
bumi ini.
Sementara
AECT (Association of Education and Communication Technology) 2004, memberikan
definisi sebagai berikut, “Educational technology is the study and ethical
practice of facilitating learning and improving performance by creating, using,
and managing appropriate technological processes and resources”, yakni
teknologi pendidikan adalah studi dan praktek etis dalam upaya memfasilitasi
pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau
memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-sumber teknologi yang tepat.
Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi pembelajaran (agar
efektif, efisien dan menarik/joyfull) dan meningkatkan kinerja.
Sedangkan
Teknologi Instruksional adalah teori dan praktek dalam mendesain, mengembangkan,
memanfaatkan, mengelola, dan menilai proses-proses maupun sumber-sumber
belajar. Definisi ini lebih operasional dari pada rumusan tahun 1977 yang
terlalu rumit. Definisi ini menegaskan adanya lima domain (kawasan) teknologi
pembelajaran, yaitu kawasan desain, kawasan pengembangan, kawasan pemanfaatan,
kawasan pengelolaan, dan kawasan penilaian baik untuk proses maupun sumber
belajar. Seorang teknolog pembelajaran bisa saja memfokuskan bidang garapannya
dalam salah satu kawasan tersebut.
Di
samping itu, Tom Cutchall (1999) mengemukakan bahwa “Instructional technology
is the research in and application of behavioral science and learning theories
and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement,
evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning
or performance problems.5
Semua
teknologi pada hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah. Proses
itu memang menghasilkan produk yang bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan produk
itu tidak terlepas dari unsur budaya lain atau sistem yang telah ada. Jacques
Ellul (1967), seorang sosiologi Prancis, mengartikan teknologi sebagai
keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi
dalam setiap kegiatan manusia.6 Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan
teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain
secara bersistem dan mensistemi untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
manusia.7
Dari
definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi merupakan metode
teknis yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan hasil yang
maksimal (nilai tambah). Metode ini tidak hanya dipakai dalam satu sektor
kehidupan, melainkan dapat dimanfaatkan pada banyak sektor. Dalam pembahasan
ini, pendidikan mendapatkan perhatian utama untuk menjadi bahan kajian yang
berhubungan dengan teknologi.
Selanjutnya,
berdasarkan paparan sebelumnya, maka teknologi pendidikan dapat diartikan
sebagai kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan
kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi
yang memadai, 8 Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar
danpembelajaran. Bila
teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran,
teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses
mengembangkan kemampuan manusia.
C. Sejarah Ringkas Perkembangan Teknologi
Teknologi
berkembang sejak awal periode Islam. Apresiasi umat Islam terhadap ilmu
pengetahuan pada saat itu sangat menakjubkan. Pada bidang astronomi, ilmuwan
Islam mendirikan beberapa observatorium Bait al-Hikmah di Baghdad,
observatoriumDa>r al-Hikmah di Kairo dan observatorium Taqi al-Di>n di
Istambul. Orang-orang barat baru mendirikan dan memiliki observatorium sendiri
pada tahun 1580 di Tycho Brahe (Denmark).9 Pada
saat itu pula, telah banyak lahir ilmuwan dan ahli pengembangan teknologi
muslim, diantaranya:10
1. Ja>bir
Ibnu Hayya>n atau Jaber (721-815 H) adalah orang pertama yang menggunakan metode
empiris dalam kegiatan observasinya, Jaber mendirikan [2]bengkel
dan menggunakan tungku untuk mengelola mineral dan mengekstrasi zat kimia dari
mineral itu dan mengklasifikasikannya.
2.
Muhammad Ibnu Zakariyyah al-Razi>, adalah ilmuwan yang menggunakan alat
khusus proses yang lazim dilakukan ahli kimia, seperti distalasi, kristalisasi,
kalsinasi dan sebagainya. Dalam konsepsi al-Razi> golongan logam dibagi
menjadi, jiwa tubuh, batu, vitricl, borax dan garam.
3. Abu Ali> al-Hasan Ibnu Haitha>n
(965-1039 H) atau al-Hazen, berhasil membuat cermin-cermin parabola dan sferis
(bulat) serta menemukan perbandingan antara sudut datang dan sudut pergi pada
bidang-bidang datar sehingga karyanya merupakan hasil penelitian yang lebih
dahulu dari karya-karya di barat berkaitan dengan sifat-sifat cermin dan lensa.
Salah
satu pengaruh kebangkitan eropa adalah penerjemah ilmu-ilmu Islam dari bahasa
arab ke bahasa latin. Bangsa barat kemudian mulai banyak mempelajari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Munculnya paradigma Newtonian yang bersifat
mekanistik deterministik, yaitu apabila kondisi awal dari sesuatu dapat
ditentukan terlebih dahulu secara benar dan akurat, maka kondisi selanjutnya
dapat diprediksi secara lebih benar dan tepat. Paradigma inilah yang memacu
timbulnya revolusi industri di Inggris dan menjalar ke daratan Eropa, bahkan ke
Amerika.11
Terjadinya
mekanisasi pada abad ke-17 diikuti energisasi pada abad ke-18, yaitu
ditemukannya mesin uap, kapal uap, kereta uap, motor uap, dan penumbuk gandum.
Optimalisasi pada abad ke-18 dan 19 dan otomatisasi pada abad ke-19 dan 20,
dengan mesin-mesin mobil, pesawat terbang dan sebagainya.12 Sedangkan
menurut Micnio Kaku ada tiga revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad
ke 20 dan 21, antara lain:13
1. Revolusi Quantum: Revolusi
Quantum dengan segala aplikasi teknologi dan rekayasa industrinya telah
memungkinkan manusia membuat bahan-bahan atau materi-materi baru non alamiah
dengan kekuatan dan sifat-sifat yang lebih baik dibanding materi alamiah.
2. Revolusi
Komputer: Revolusi komputer dengan segala aplikasinya juga telah memungkinkan
umat manusia mengerti bagaimana sesungguhnya otak manusia bekerja. Komputer
dengan sistem kerja robotik yang meniru kerja otak manusia sedang dirancang untuk
dibuat.
3. Revolusi Biomolekuler:
Revolusi ini memberikan hal-hal baru dalam dunia kedokteran, seperti rekayasa
genetika, trans genetik dan cloning, telah memungkinkan manusia untuk mengerti
lebih dalam dari mekanisme kehidupan.
D. Manfaat Teknologi
Penemuan
macam-macam alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah cara hidup, norma-norma,
cara berfikir dan cara kerja manusia. Alat-alat teknologi juga mempengaruhi
pembelajaran, antara lain metode penyampian dan cara penilaian. Alat-alat
pembelajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus untuk keperluan pembelajaran,
kecuali mesin belajar. Selain itu pembelajaran memanfaatkan hasil teknologi
seperti film, radio, TV, komputer dan sebagainya.14
Adanya
alat pembelajaran yang serba lengkap belum tentu menjamin pemanfaatannya dalam
pendidikan, sering terjadi gap antara “hardware” dan“software”. Banyaknya ragam
alat pendidikan juga menimbulkan kesulitan untuk memiliki alat yang sesuai
dengan bahan ajar atau materi pelajaran tertentu. Untuk memanfaatkan alat
teknologi pendidikan dibutuhkan keterampilan dari pihak guru, serta sikap
positif terhadap perkembangan alat teknologi pendidikan. Betapapun majunya alat
teknologi pendidikan senantiasa memerlukan peran guru.
Selain
itu tujuan pembelajaran, jika lebih spesifik maka akan lebih bagus. Karena
tujuan pembelajaran yang spesifik, memudahkan pendidik dalam membimbing siswa
untuk mencapai target setelah pembelajaran telah diselesaikan.15 Oleh karena itu perlu adanya keahlian dalam
pengembangan tujuan pembelajaran dari tujuan instruksional umum kepada tujuan
instruksional khusus. Selain dari itu sebaiknya tujuan pembelajaran juga
disampaikan kepada siswa sebelum proses pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan
agar siswa dapat mengaitkan prilaku atau prestasi yang diharapkan.16
E. Peran Teknologi dalam Dunia Pendidikan
Penggunaan
teknologi sangatlah bermanfaat dalam dunia pendidikan, termasuk pendidikan
Islam. Karena pendidikan Islam merupakan sub sistem Pendidikan Nasional
Indonesia. Perjalanan Pendidikan Islam tidak terlepas dari pasang surutnya
sistem Pendidikan Nasional itu sendiri, sebagaimana tidak terlepasnya umat
Islam ketika kita membicarakan nasib bangsa ini, dan bahkan Pendidikan Islam
mempunyai sejarah panjang di Indonesia yang telah ikut mewarnai kehidupan
bangsa ini baik masa sebelum penjajahan bahkan setelah Indonesia merdeka.
Dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dimana masyarakatnya mayoritas memeluk
Agama Islam, seharusnya Pendidikan Islam mendasari pendidikan-pendidikan
lainnya, serta menjadi primadona bagi peserta didik, orang tua, maupun
masyarakat. Demikian juga halnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
seharusnya Pendidikan Islam dijadikan tolok ukur dalam membentuk watak dan
pribadi peserta didik, serta membangun moral bangsa.17
Upaya-upaya
yang dilakukan pemerintah, maupun para pakar pendidikan untuk peningkatan mutu
pendidikan tak terkecuali Pendidikan Islam sudah sejak lama namun hasil yang
dicapai belumlah maksimal. Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan masih
bersifat parsial, terkotak-kotak dan tidak komprehensif. Sehingga wajar apabila
outputpeserta didik dari pendidikan Islam kurang memberikan hasil yang maksimal
baik terhadap peserta didik, orang tua, maupun masyarakat.
Untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan ini maka teknologi pendidikan dalam pendidikan
Islam juga diterapkan, agar dapat mendukung pendidikan Islam itu sendiri.
ondisi dimana teknologi pendidikan itu akan digunakan dalam praktek pendidikan
Islam.[3]
Jangan
salah mengartikan bahwa teknologi pendidikan tidak hanya berhubungan dengan
peralatan teknik dan media yang dipakai dalam pendidikan, seperti: overhead,
projector, televise, slide projector, audio tape, rekaman video dan sebagainya.18
Teknologi
pendidikan memiliki arti yang lebih luas dari penjelasan di atas, teknologi
pendidikan dapat didefinisikan pengembangan, penerapan dan evaluasi sistem,
teknik dan alat untuk tujuan meningkatkan proses belajar mengajar bagi manusia.19 Jadi dalam prakteknya teknologi pendidikan
dalam pendidikan bukan hanya penggunaan alat-alat elektronik dalam pembelajaran
di kelas tetapi di luar itu teknologi pendidikan juga memiliki peran.
Misalnya
dalam prakteknya teknologi pendidikan dalam pendidikan Islam, perumusan tujuan
pendidikan didasarkan pada nilai-nilai keIslaman dengan memberi pengaruh kepada
penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang
baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji
al-Qur’an, salat malam, saum (puasa) sunnah. Selain itu latihan akan
menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup
sehari-hari. Proses penetapan tujuan untuk menghasilkan akhlak yang baik sampai
proses untuk membentuk dan melatih akhlak tersebut merupakan proses dalam
teknologi pendidikan.
Teknologi
pendidikan memegang peran yang penting untuk masa sekarang dan masa yang akan
datang. Teknologi pendidikan merupakan pendekatan sistematis dalam
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Dengan adanya
teknologi pendidikan, maka terjadilah kecenderungan-kecenderungan, sebagai
berikut:20
1. Terjadinya arah gradual ke
arah pendekatan belajar yang lebih berpusat terhadap peserta didik (student
centered approach learning). Perubahan ini ditandai oleh semakin bertambahnya
penggunaan media belajar yang diindividualisasikan.
2. Pertambahan secara
eksplosif penggunaan teknologi informasi dan komunikasi secara praktis dalam
semua aspek pendidikan.
Kurikulum
dan teknologi pendidikan saling melengkapi. Teknologi pendidikan berfungsi
memperkuat pengembangan kurikulum. Bagaimana kurikulum dikembangkan, maka itu
menjadi fungsi teknologi pendidikan. Terminologi teknologi tidak hanya
berkaitan tentang alat-alat atau mesin, namun juga berkaitan dengan kegiatan
menerapkan ilmu atau pengetahuan atau usaha memecahkan masalah. Dengan demikian
teknologi adalah penerapan ilmu pengetahuan yang sistematis untuk melakukan
suatu kegiatan.
Teknologi
pendidikan memiliki peran yang besar pada pengembangan kurikulum karena dalam
merancang, menyusun, dan mengembangkan kurikulum menjadi sumber yang menentukan
strategi pembelajaran dengan menempatkan pengajar tidak hanya sebagai
pelaksana, namun juga sebagai perekayasa dalam proses pembelajaran. Rekayasa
dilakukan pengajar yaitu pada prangkat keras dan pada perangkat lunak atau
program belajarnya. Langkah-langkah mengembangkan program belajar:21
1. Tahap program behavioral
technology, tahap ini adalah pengembangan program pembelajaran dengan menganalisis
tingkah laku dalam proses pembelajaran dan setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
2. Tahap
instructional technology, kemampuan-kemampuan hasil teknologi tingkah laku
dikembangkan ke dalam pengembangan program pembelajaran yang terpilih.
3
Tahap performance technology, pengembangan program pembelajaran selalu
menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh informasi
mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik
menyelesaikan kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk
melihat kesesuaian hasil belajar dengan kebutuhan belajar.[4]
F. Pengembangan Pendidikan Islam melalui
Teknologi
Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa
pendidikan agama Islam merupakan sub sistem pendidikan nasional sehingga perlu
juga perhatian dari elemen pendidikan. Karena dengannya akan mengalami
perkembangan yang selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
Dalam prakteknya, yakni kegiatan
pembelajaran, teknologi juga dapat memberikan warna dan manfaat dalam
pengembangan pendidikan agama Islam. Karena banyak varian yang digunakan baik
berupa teori belajar, memilih kurikulum, memilih media dan sebagainya. Media
sering dikaitkan dengan kata teknologi. Webster mengatakan bahwa teknologi
tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh
lewat pengalaman, studi, dan observasi.22 Selanjutnya, jika dikaitkan dengan
pendidikan, Achsinn mengatakan bahwa teknologi merupakan perluasan konsep
tentang media, dimana teknologi bukan sekadar benda, alat, bahan atau perkakas,
tetapi tersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yang
berhubungan dengan penerapan ilmu.23
Oleh karenanya, dalam kegiatan
pembelajaran agama Islam perlu menggunakan dan memaksimalkan media pembelajaran
yang dapat menunjang terhadap pengembangan pendidikan agama Islam itu sendiri.
Mulai dari pendidik yang harus memahami tentang agama, materi yang disampaikan,
media yang digunakan maupun lingkungan yang ada harus dapat mengembangkan
pendidikan agama Islam.
Di samping itu, kebijakan pemerintah
maupun sekolah harus memperhatikan pendidikan agama Islam. Karena dengan
kebijakan itulah seseorang bisa menerjemahkan ke dalam kegiatan belajar
mengajar.
Dalam hal ini, teknologi sangatlah
memberi manfaat besar, yakni mempermudah siswa dalam menerima pelajaran.
Disadari atau tidak, dengan adanya teknologi atau media dalam kegiatan
pembelajaran siswa akan lebih tertarik jika dibandingkan dengan tidak
menggunakan teknologi atau media. Akan tetapi jika pendidik tidak bisa
memanfaatkannya dengan baik, semisal tidak bisa menggunakan atau gagap
teknologi, maka itu akan memberi kesan tersendiri terhadap dirinya.
G. Penutup
Dari
penjelasan sebelumnya dapat diambil benang merahnya bahwa teknologi dan
pendidikan merupakan dua elemen yang sangat besar peranannya dalam
mengembangkan dan meningkatkan kepribadian seseorang. Hal ini dapat
diindikasikan melalui proses pendidikan dan pembelajaran yang menggunakan
teknologi dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu. Dengan teknologi, kegiatan
pendidikan akan lebih variatif, penggunaan media akan menambah kreatifitas
siswa dan keterampilan serta penguasaan siswa terhadap materi pelajaran akan
lebih komplek.
Penggunaan
teknologi atau media dalam proses pembelajaran harus disesuaikan dengan
pelajaran yang disampaikan agar hasil yang diperoleh maksimal. Di samping itu,
juga disesuaikan dengan kemampuan peserta didiknya. Peran teknologi dalam
pengembangan kemampuan anak didik cukup signifikan sehingga menunut pendidik
agar mampu menggunakan teknologi dengan baik, karena dengan teknologi
penyapaian materi akan lebih variatif dan kegiatan akan semakin menarik.
Dalam
mengembangkan pendidikan agama Islam, perlu memperhatikan kebijakan yang
kemudian diterjemahkan ke dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga kegiatan
pembelajaran berjalan sebagaimana yang diamanahkan. Dalam hal ini, pendidik
merupakan salah satu unsur penting, mulai dari memilih materi, teori, metode,
teknik, strategi maupun media pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Achsin,
A. Media Pendidikan dalam Kegiatan Belajar-Mengajar. Ujung Pandang: IKIP Ujung
Pandang, 1986.
Hadimiarsa,
Yusuf. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali, 1986.
Janie,
Umar A. Paradigma dan Regulitas Perkembangan IPTEK; dalamReliguisitas IPTEK,
ed, Abdul Munir Mulkam, et.al. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
Komaruddin.
Ensiklopedi Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Kuper,
Adam dan Jessica Kuper. Ensiklopedi Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2008.
Majid,
Abdul. Pendidikan Agama Islam Berbasisi Kompetensi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Miarso,
Yusuf Hadi. Menyamai Benih Tekhnologi Pendidikan. PT. Kencana
Mudhoffir.
Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996.
Munir.
Kurikulum Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta,
2008.
Nasution.
Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Percival,
Fred dan Henry Ellington. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 1988.
Richey,
R.C. Reflections on the 2008 AECT Definitions of the Field. TechTrends, 2008.
Soejoeti.
Al-Islam dan Iptek. Jakarta: Raja Grafindo, 1998.
Wardhana,
Wisnu Arya. Melacak Teori Einsten dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2005.
Yusuf
Qardawi. Al-Qur’an bebicara tentang Akal dan Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Gema
Insani Press, 1998.
Webster,
Merriam. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary. Merriam-Webster Inc, 1983.
2.Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
(Surabaya karya Abditama, 2001) 498.
3.Yusuf Hadimiarsa, Teknologi komunikasi pendidikan,
(Jakarta : Rajawali 1986) 4.
4.Nasution, Teknologi pendidikan , (Jakarta : Bumi
Aksara 2008) 2.
6.Yusuf Hadi Miarso, Menyamai Benih Pendidikan,
(PT.Kencana) 302.
7. ibid., 302.
8. ibid., 302.
9.Wisnu Arya Wardhana, melacak teori Enstein dalam al
qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2005),13.
10. Soejoeti, Al Islam & IPTEK, (Jakarta : Raja
Grafindo, 1998), 105-115
11.Umar A. Janie, Paradigma IPTEK : dalam Regulitas
IPTEK,ed,Abdul Munir Mulkam,et,al, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998),4.
12. ibid., 5.
13. ibid., 112-113.
15. Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung :
Remaja Rosdakarya, 1196), 164.
16.ibid., 29.
17. Abdul Majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004),161.
18. Fred Percival dan Henry Ellington, Teknologi
Pendidikan (Jakarta : Erlangga, 1988),1.
19. ibid., 9.
20.Munir, Kompetensi Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi, (Bandung : Alfabeta, 2008), 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar